Mengapa Nama Orang Jawa Zaman Dulu Cenderung Singkat?
Nama-nama orang Jawa di masa lalu seringkali memiliki ciri khas yang mungkin jarang ditemukan pada generasi sekarang. Nama seperti Sukarno, Suharto, dan Sutoyo adalah contoh dari nama-nama yang umum di era sebelumnya. Nama-nama ini biasanya pendek dan seringkali diawali dengan "Su-" atau "Nga-," dan biasanya terdiri dari satu suku kata.
Asal Usul Nama-nama Khas Orang Jawa
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Jurnal Patrawidya Vol. 16 No. 3 (2015) yang berjudul "Saat Orang Jawa Memberi Nama: Studi Nama di Tahun 1950-2000," ada alasan tertentu di balik penggunaan nama pendek oleh orang Jawa zaman dahulu. Nama-nama ini tidak hanya mudah diingat tetapi juga membantu dalam mengenali identitas etnis.
Pada masa itu, nama-nama yang singkat sering kali memiliki awalan seperti "Su-" atau "Nga-" dan diakhiri dengan "-to," "-so," "-no," "-wo" untuk laki-laki, serta "-ti," "-si," "-ni" untuk perempuan. Nama-nama ini sering kali mencerminkan latar belakang keluarga atau budaya.
Faktor di Balik Nama Singkat
Salah satu faktor utama dari penggunaan nama singkat adalah kaitannya dengan latar belakang keluarga. Keluarga petani, misalnya, seringkali memberikan nama berdasarkan hari kelahiran bayi menurut kalender Jawa. Nama seperti Ponimin atau Poniyah merujuk pada hari pasaran Pon, sedangkan Legimin atau Legiyah merujuk pada hari pasaran Legi.
Selain itu, nama-nama pada era 1950-an dan 1960-an sering kali terinspirasi oleh kesusastraan Jawa dan cerita wayang. Nama seperti Sukarno, Suroto, dan Sriyati adalah contoh nama yang berasal dari sumber-sumber tersebut.
Makna Awalan Nama
Dalam studinya yang berjudul "Konstruksi Nama Orang Jawa: Studi Kasus Nama-Nama Modern di Surakarta" yang dipublikasikan dalam Jurnal Humaniora Vol. 25, No. 1 (2013), Sahid Teguh Widodo menjelaskan bahwa awalan "Su-" pada nama-nama Jawa lama memiliki makna positif. Misalnya, nama Sudarmi berarti 'wanita yang memiliki akhlak baik,' dan Sumitro berarti 'harapan menjadi sahabat yang baik.'
Perubahan Tren Nama
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, terjadi perubahan dalam tren nama di kalangan orang Jawa, di mana penggunaan nama dua suku kata menjadi lebih umum. Memasuki era 1990-an dan 2000-an, tren nama semakin berkembang dengan munculnya nama-nama baru dan modern yang mengadopsi berbagai sumber.
Daftar Nama-Nama Kuno yang Kini Jarang Digunakan
Berikut adalah beberapa contoh nama-nama orang Jawa kuno yang sudah jarang dipakai:
Awalan Sa-: Sardi, Sarno, Sarmi, Sartini, Sartiman, Sardiyo, Sarmidi, Sarmin, Satemo, Sarip, Sarman, Sakirin, Sariyan, Sateman, Sarintem.
Awalan Su-: Sukar, Sunar, Sugeng, Sutoyo, Suwiryo, Suhadi, Sutrisno, Susilo, Sumitro, Sulasno, Suharto, Sular, Suhar, Sumar, Supar, Sumi, Supangat, Sukarno, Suroto, Sutarno, Suparno, Sutomo, Suharmi, Sunarti, Sunarni, Sumarni, Sumiati, Sulastri, Sulasmi, Suminah.
Awalan Nga-: Ngadimin, Ngasiran, Ngadiya, Ngatmono, Ngadi, Ngatmo, Ngatemi, Ngatmono, Ngadiran, Ngadirah.
Awalan Ju-: Juminem, Juminah, Jumadi, Jumirah, Jumangin, Jumiati, Jumali, Jumari.
Awalan Ka-: Karno, Kartoyo, Karman, Kardi, Karmin, Kartinah, Kartini, Karmini, Karto, Kasiah, Katmijo, Katminah, Karjo, Kadiran, Kadirin, Karni, Karsi.
Awalan Wi-: Widodo, Winarno, Wignyo, Winardi, Windarti, Wisnu.
Awalan Wa-: Wagimin, Wagino, Wangun, Warno, Wagiyo, Wagini, Wateman.
Awalan Tu-: Tukiyem, Tukimin, Tukijan, Tugiyo, Tugimin, Tumi, Tukino, Tukirin, Tumirah.
Awalan Po-: Poniman, Ponirah, Ponijan, Podo, Ponidi, Pono.
Dengan memahami asal-usul dan makna nama-nama ini, kita bisa menghargai kekayaan budaya serta tradisi nama-nama orang Jawa yang pernah populer di masa lalu.
0 Response to "Nama-Nama Jawa Kuno yang Mulai langka Poniman Hingga Ngasiran"
Post a Comment